News Update :

KENDALIKAN CVPD SECARA TERPADU DENGAN KONSEP KEBUN JERUK SEHAT (PTKJS)

Kamis, 05 Januari 2012

Penyakit CVPD merupakan momok bagi para petani jeruk di tanah air.  Akibat serangan penyakit CVPD ini banyak petani yang mengalami kerugian yang parah, tanamanya rusak sehingga tidak dapat berproduksi dengan baik.  Buah menjadi rusak bahkan tanaman bisa tidak dapat berproduksi sama, sehingga sangat merugikan bagi petani jeruk.
Penyebab Penyakit CVPD.
Penyebab penyakit CVPD ini adalah virus Liberibacter asiaticum.  Sedangkan penularanya oleh serangga vektor Diaphorini citri.  Serangan penyakit ini terjadi baik tanaman berada di persemaian maupun di kebun, terutama pada tunas-tunas.
Gejala Serangan Penyakit CVPD.
Tanaman muda yang terserang penyakit CVPD menunjukkan gejala adanya kuncup yang berkembang lambat, tumbuh mencuat keatas dengan daun- daun kecil dan belang- belang kuning.  Tanaman biasanya menghasilkan buah berkualitas jelek.
Pada tanaman jeruk yang dewasa, gejala penyakit CVPD adalah cabang yang daun- daun yang menguning dan kontras dengan cabang lain yang daun- daunnya masih sehat (greening sectoral). Daun pada cabang- cabang yang terserang CVPD menjorok keatas seperti sikat. Gejala lain adalah daun berukuran lebih sempit berbentuk lancip dengan warna kuning diantara tulang daun. Gejala- gejala seperti ini mirip dengan gejala tanaman yang kekurangan unsur Zn.
Buah yang tumbuh pada cabang- cabang terserang penyakit CVPD biasanya tidak dapat berkembang normal dan berukuran kecil, terutama pada bagian yang tidak terkena cahaya matahari.  Pada pangkal buah biasanya muncul warna oranye yang berlawanan dengan buah- buah yang sehat.  Buah- buah yang terserang rasanya masam dan bijinya kempes, tidak berkembang dan berwarna hitam.
Serangan penyakit CVPD ini beberapa kali menyerang sentra jeruk di tanah air.  Secara umu sampai saat ini penyakit CVPD ini masih belum dapat ditemukan obat / pestisida yang dapat menyembuhkan akibat serangan CVPD.  Namun sebenarnya penyakit CVPD ini sebenarnya dapat dikendalikan dengan menerapkan pengendalian secara terpadu dengan menitikberatkan pada Kebun Jeruk Sehat.  Apabila kondisi pertanaman di kebun sudah memenuhi syarat Kebun Jeruk Sehat maka perkembangan penyakit CVPD dapat ditekan seminimal mungkin.
Pengelolaan Kebun Jeruk sehat secara terpadu ini merupakan hasil kajian  yang telah dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Subtropika (BALITJESTRO), Malang, Jawa Timur.  Pengendalian penyakit CVPD secara terpadu ini diberi nama Pengendalian Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTJKS).
Pengendalian Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTJKS) ini terdiri dari lima komponen teknologi yang kompatibel dan dilaksanakan secara bersama-sama pada satu hamparan kebun jeruk yaitu Penggunaan Bibit Sehat Berlabel Biru, Eradikasi Tanaman Sakit, Mengendalikan Serangga Vektor,  Pemeliharaan Tanaman Optimal dan Penngendalian pada satu Kawasan / Hamparan.
Penggunaan Bibit Sehat.  Bibit jeruk yang ditanam harus bibit yang berlabel, minimalberlabel biru, serta harus dalam kondisi yang sehat dan bebas dari patogen virus CVPD atau virus lainya.
Mengendalikan Serangga Vektor CVPD.  Vektor CVPD yang dapat menularkan atau membawa virus Liberibacter asiaticum penyebab CVPD adalah serangga Diaphorina citri.  Untuk menekan dan mengendalikan beberapa vektor tersebut.  Serangga Diaphorini citri dapat dikendalikan dengan melabur batang jeruk dengan insektisida sistemik berbahan aktif imadaklorid seperti Confidor setiap 2 minggu sekali serta penyemprotan insektisida kontak dua kali berselang setelah ditemukan Diaphorini citri.
Sedangkan insektisida lainya yang dapat digunakan mengendalikan populasi vector Diaphorini citri tersebut diantaranya dimethoate (perfekthion, roxion 40 EC, rogor 40 EC, cygon) yang diaplikasikan pada daun atau disuntikan pada batang, dan edosulfan (dekasulfan 350 EC). Aplikasi insektisida hendaknya dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas.
Pengendalian bisa juga dilakukan dengan perangkap berwarna kuning untuk menangkap serangga Diaphorini citri dewasa.
Eradikasi Tanaman Terserang.  Apabila sudah diketahui ada beberapa tanaman yang terserang CVPD segera lakukan eradikasi dengan jalan mencabut / membongkar tanamn tersebut dan membakarnya.  Kemudian sulam dengan tanaman baru yang sehat dari bibit berlabel biru.
Pemeliharaan Tanaman Secara Optimal.  Pemeliharaan tanamn jeruk secara optimal dapat membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan penyakit CVPD ini.  Selain itu dengan pemeliharaan tanamn yang optimal, serangan penyakit CVPD ini dapat segera terlihat / diidentifikasi apabila tanaman ada yang terserang sehingga dapat segera kita pangkat / bongkar. Pemeliharaan optimal meliputi pemupukan secara tepat dan berimbang antara pupuk makro dan mikro, pengendalian gulma, pengairan secara tepat maupun pemangkasan ranting tanaman sehingga tanamn dapat tumbuh dan berkembang dengan  baik.
Pengendalian Serempak Pada Satu Kawasan / Hamparan.
Pengendalian penyakit CVPD akan lebih effektif apabila dilakukan secara bersama-sama oleh para petani yang berada pada satu hamparan / kawasan.  Penyakit CVPD ini cepat berkembang dan menular dengan cepat sehingga untuk membatasinya harus dilakukan pengendalian secara terpadu yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu hamparan.
Selain pengendalian secara terpadu dengan konsep kebun jeruk sehat dengan PTKJS seperti tersebut di atas,  pemerintah juga berusaha membatasi penyebaran penaykit CVPD ini dengan melarang pertukaran benih dari daerah endemik CVPD ke daerah yang bebas CVPD, antara lain dengan Keputusan Mentri Pertanian Nomor 129/Kpts/um/3/1982 yang isinya melarang pengangkutan tanaman / bibit jeruk dari daerah endemik ke daerah bebas CVPD (materi : Balitjestro. gambar : tarunabumi.blogspot.com)

Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Berita Nasional 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.