Markas Polsek Polsek Simpang Hulu dibakar massa, Senin (17/10/2011). |
AKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Police Watch
mencatat, selama 2011 ada 48 kantor, 12 mobil, dan lima rumah dinas
kepolisian yang dirusak atau dibakar masyarakat.
"Jika polisi terus-menerus arogan dan mengutamakan represif, masyarakat bukannya takut, justru makin nekat melawan polisi."
-- Neta S Pane
Fakta tersebut menunjukkan Kepala Polri Jenderal (Pol)
Timur Pradopo harus terus-menerus mengingatkan anak buahnya untuk tidak
arogan, tetapi konsisten menjalankan tugas sebagai polisi sipil yang
profesional dan proporsional.
Hal itu dinyatakan Ketua Presidium
IPW Neta S Pane dalam siaran persnya yang dikirim via surat elektronik,
Selasa (3/1/2012) pagi. ”Jika polisi terus-menerus arogan dan
mengutamakan represif, masyarakat bukannya takut, justru makin nekat
melawan polisi,” katanya.
Data fasilitas kepolisian yang mencapai
65 bangunan/unit yang dihancurkan masyarakat menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2010. Pada tahun itu, ada 20 kantor kepolisian yang
dirusak masyarakat.
Menurut Pane, peningkatan ini tentu menjadi
keprihatinan dan bisa membuat wibawa Polri kian hancur. Padahal, semua
pihak sangat berharap aksi anarki massa terhadap kantor polisi berkurang
di tahun 2011.
”IPW berharap pada 2012 Kepala Polri dapat
membenahi institusinya dalam segala bidang. Hal ini diperlukan agar
’permusuhan’ antara rakyat dan polisi dapat dihentikan agar kantor
polisi tidak lagi menjadi sasaran kemarahan rakyat,” katanya.
Sumber : http://kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar