Tim peneliti menemukan turunan virus flu burung menular lebih mudah di antara musang. |
Tim ilmuwan yang mengembangkan virus flu burung yang
lebih mematikan telah menunda penelitian karena kekhawatiran virus itu
bisa digunakan oleh teroris.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat dalam jurnal ilmiah, Science and Nature, tim meminta agar digelar forum internasional untuk membahas risiko dan kegunaan dari penelitian mereka.
"Lebih banyak riset diperlukan untuk
menentukan bagaimana virus influenza di alam menjadi ancaman pandemik
pada manusia," tulis pernyataan itu.
Penundaan akan berlangsung selama 60 hari sambil menunggu diskusi berlangsung.
Laporan-laporan menyebutkan perdebatan atas
penelitian tersebut antara lain akan berlangsung dalam pertemuan Badan
Kesehatan Dunia, WHO, Februari mendatang.
Bulan lalu pihak berwenang Amerika Serikat
meminta agar penulis laporan melakukan editing atas rincian-rincian
utama penelitian yang akan diterbitkan.
Alasannya adalah kekhawatiran jika data itu kelak digunakan oleh para teroris.
Pengetahuan lebih banyak tentang virus menular diperlukan untuk kesehatan umum. |
Untuk kesehatan umum
Dua jurnal ilmiah internasional kini berencana
untuk menerbitkan laporan -dalam bentuk yang sudah diedit- dan menjalin
kerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat guna menjamin agar data
hanya bisa diakses oleh 'para ilmuwan yang bertanggung jawab'.
Virus flu burung atau H5N1 bisa menyebabkan
kematian jika terinfeksi kepada manusia, namun dampaknya sejauh ini
relatif terbatas karena tidak mudah untuk menular dari manusia ke
manusia.
Namun tim peneliti gabungan dari Universitas
Erasmus, Belanda, dan Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat,
mengubah turunannya dan menemukan bahwa virus menjadi lebih mudah
menular di antara musang, yang tergolong mamalia.
Mereka melakukan penelitian dengan alasan bahwa
pengetahuan yang lebih yang banyak tentang virus menular sebelum
bermutasi di alam merupakan hal yang berguna bagi kesehatan umum.
Bagaimanapun para ahli keamanan biologi khawatir
bahwa virus yang sudah diubah bisa memicu wabah yang lebih mematikan
dibanding pada masa flu Spanyol tahun 1918-1919, yang menewaskan sampai
40 juta jiwa di seluruh dunia.
Sumber: BBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar